Halaman

Minggu, 31 Oktober 2010

Gunung Penanggungan


Keindahan puncak penanggungan itulah yang kami rasakan saat berada di puncak gunung yang tingginya berkisar 1600 km dari permukaan laut.Ide ini berawal dari seniorku sebut saja “bang Setiawan”(seorang Navy seal) yang mengajak kami “bagaimana kalau untuk menghilangkan rasa jenuh selama seminggu menghadapi ujian tengah semester kita mendaki gunung penanggungan”…Ini ide yang bagus karena bagiku  ini mengingatkan aku pada kenangan lama saat pendidkan di Pusdik Brimob WatuKosek walaupun gunung yang aku daki waktu itu gunung welirang setidaknya melepaskan rasa rindu dan kangenku pada Bumi Kandung yang mendidik aku menjadi Seorang Prajurit  Brimob pada tahun 1997.
            Sebenarnya  rencana ini sudah kami persiapkan satu minggu setelah ujian namun bertepatan dengan jadwal kesamaptaan jasmani maka rencana ini baru bisa kami laksanakan pada hari Jumat,tanggal 30 oktober 2010,maklumlah  sudah menjadi rutinitas mahasiswa STTAL (Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut) untuk  melaksanakan kesamaptaan jasmani saat selesai ujian.Setelah melaksanakan teknikal meting hari kamis tgl 29 oktober 2010,kami telah mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan mulai dari perlengkapan sampai pada bahan makanan yang dapat mendukung kegiatan kami nantinya..sesuai rencana kami berangkat dari Kobangdikal hari Jumat jam 14.00 wib,kami tiba di Watu Kosek jam 15.20 wib untuk istirahat sejenak  sambil melaksanakan sholat ashar .Di sinilah  perjalanan kami mulai…
Untuk sampai ke puncak penanggungan sebenarnya banyak jalan yang bisa di tempuh tetapi kami memilih melewati desa Kunjara wesi,sampai di ujung desa kunjara wesi sekitar pukul 18.00 kami melaksanakan sholat magrib di sana kebetulan ada sebuah musholah,sambil menunggu waktu Isya’ tiba kami beristirahat sambil mengisi perut seadanya.Tepat pukul 19.20 wib kami mulai mendaki kaki gunung penanggungan,kurang lebih  setengah jam perjalanan kami menemukan hutan Mahoni.Perjalanan kami lanjutkan kembali dan tak terasa satu setengah jam perjalanan tiba-tiba kami di kagetkan dengan seekor ular piton sebesar betis orang dewasa..untung bang setiawan sigap melihat ular tersebut,disini kami diam sejenak sambil konsolidasi apakah perjalanan di lanjutkan atau mencari jalan alternative.
Sesuai pengalaman saya bila dalam perjalanan bertemu dengan seekor ular itu pertanda bahwa untuk sementara waktu jangan di lanjutkan dulu,kurang lebih 20 menit kami melakukan komunikasi dengan ular tsb “Permisi Ular kami mau naik ke puncak” tak lama kemudian ular itu bergerak memasuki semak-semak,dan perjalanan kami lanjutkan kembali.setelah 2,5 jam perjalanan kami beristirahat kembali..(kami sudah melewati lebih dari setengah perjalanan) “waw…sungguh indah ciptaan-MU” saat aku menoleh ke belakang pemandangan malam yang menakjubkan kota Surabaya,sidoarjo di hiasi dengan lampu-lampu yang beraneka ragam bentuknya.”terima kasih THOMAS A. EDISON kau telah menambah indahnya ciptaan Tuhan”.Setelah melanjutkan perjalanan kurang lebih 1 jam tibalah kami di puncak gunung penanggungan,dingin...hening...bebas itulah yang kami rasakan,kemudian kami membagi tugas sebagian membuat perapian dan sebagian mencari gua untuk berlindung dari dinginnya puncak penanggungan.

kisah ini belum selesai....masih ada pengalaman yang lebih seru lg....
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar